Selasa, 23 September 2014

Membersihkan tumpahan menggunakan zat pembersih dan peralatan pelindung yang benar

   Tumpahan pada area kerja perlu dibersihkan, dilaporkan dan dicatat apalagi dalam jumlah besar karena dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan mikrobiologi). Penanganan yang sangat tepat adalah dengan mengikuti data/ petunjuk penanganan bahan dalam “Material Safety Data Sheet” (MSDS)
Prosedur penanganan tumpahan secara umum adalah :
  1. Kenali tumpahan/identifikasi bahan yang tumpah dan mengetahui teknik aman penanganannya.
  2. Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
  3. Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman dilakukan.
  4. Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat.
Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi. Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat asam dan larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa. Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur. Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety Data Sheet” (MSDS).Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun/detergen, atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
  1. Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk penanganan lebih lanjut
  2. Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman
Bersihkan meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia. Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan. Ini adalah contoh yang salah jika bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya dan praktikan tidak menggunakan sarung tangan seperti pada 2 tanda lingkaran di atas.

Sarung tangan sangat penting untuk melindungi tangan dari bahaya bahan kimia yang menempel/meresap pada lap pembersih.

Membuang limbah sesuai dengan prosedur yang relevan

Limbah yang dihasilkan di area kerja dan/atau selama bekerja perlu ditangani sehingga tidak berbahaya bahkan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang jenis-jenis limbah, penyimpanan secara terpisah, penanganan untuk mereduksi atau mengurangi tingkat bahayanya dan penyimpanannya perlu untuk diketahui jenis dan cara penanganan limbah antara lain :
  1. Peralatan gelas yang pecah disimpan dalam tempat tertentu dan diberi label.
  2. Kertas tisu (paper towel) dan limbah yang tidak berbahaya sejenis lainnya dapat digolongkan ke dalam limbah umum setelah yakin bahwa tidak terdapat kontaminasi mikroorganisme.
  3. Cairan/larutan mudah larut dalam air dan tidak berbahaya dapat dibuang langsung ke wastafel dengan dibilas menggunakan banyak air. Untuk larutan asam/ basa perlu dinetralkan terlebih dahulu sebelum dibuang.
  4. Bahan organik limbah yang mudah terbakar harus disimpan pada tempat tertentu dan diberi label.
  5. Bahan-bahan anorganik yang mengandung logam berat disimpan pada tempat khusus.
  6. Bahan-bahan yang mencemari lingkungan harus dipisahkan dan perlu penanganan pendahuluan .
  7. Petrifilm dan media agar yang telah digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu, dibakar atau disimpan di tempat tertentu.
Limbah-limbah tersebut perlu diolah/ditangani lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak lain, limbah yang telah diolah harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan cara penyimpanannya, limbah dapat dibagi dalam 10 kelas :
  1. Limbah yang mengandung Halogen-bebas pelarut organik.
  2. Limbah yang mengandung halogen dengan pelarut organik dan larutan yang mengandung bahanbahan organik (jangan disimpan pada bahan yang terbuat dari aluminium).
  3.  Limbah residu bahan organik padat disimpan dalam kantong plastic (plastic bags) atau pada kemasan aslinya.
  4. Limbah larutan garam ; pH dalam tempat penyimpanan harus selalu disesuaikan (antara 6-8).
  5. Limbah beracun bahan anorganik termasuk juga garam-garam dari logam-logam berat dan larutannya. Disimpan pada tempat yang tertutup rapat dan label yang jelas.
  6. Limbah beracun dan senyawa mudah terbakar.
  7. Tempat penyimpanan yang tertutup dan tidak mudah pecah. Label yang jelas.
  8. Limbah raksa dan garam garam anorganik raksa.
  9. Limbah dapat diolah kembali (regenerable) dari residugram-residugram logam. Masing-masing garam logam disimpan terpisah.
  10. Limbah anorganik padat
Limbah secara umum dapat dikelompokkan dalam limbah kimia, radioaktif, bahaya mikrobiologi, benda tajam dan limbah tidak berbahaya. Limbah ditangani sesuai kelas/ penggolongannya

Limbah kimia
1. Limbah yang mudah terbakar harus dikumpulkan dalam lemari asam dengan wadah terbuat dari bahan tahan api dan tertutup rapat
2. Limbah-limbah korosif dipisahkan dari limbah asam, basa dan lainnya.
3. Limbah organik termasuk herbisida, pestisida dan semua larutan-larutan bahan terapeutik digolongkan sebagai pelarut organik disimpan terpisah dalam ruang asam.
4. Bahan-bahan kimia yang tidak boleh dibuang langsung ke tempat limbah melalui tempat pencucian:
  • Asam kuat atau Basa kuat
  • Sianida atau bahan beracun lainnya
  • Obat-obat pengobatan
  • Larutan pekat dari logam-logam berat
  • Asam pirikazida
5. Larutan yang mengandung obat-obatan adiktif ( DOA = Drugs of Addiction) disimpan dalam penampung limbah khusus DOA.

Radioaktif
Semua bahan-bahan radioaktif harus disimpan pada wadah khusus dan pada area khusus radioaktif.
Bahaya mikrobiologi
1. Semua larutan contoh dan specimen dari manusia, ternak harus diautoklaf sebelum ditangani
2. Kultur mikrobiologi dan yang terkait dengannya harus diautoklaf sebelum ditangani (lihat SPO : Limbah Mikrobiologi)
Benda Tajam ( Sharps )
Peralatan gelas, pisau campur, atau peralatan tajam lainnya disimpan dalam wadah khusus benda-benda berbahaya
Limbah tidak berbahaya
1. Semua tanah, pasir, batu-batuan, benda logam tak berbahaya disimpan dalam wadah khusus limbah padat
2. Larutan-larutan garam, buffer, asam dan basa berkonsentrasi rendah dapat langsung dibuang ke pembuangan limbah melalui tempat pencucian disertai pembilasan dengan banyak air.
 
Melaporkan tumpahan yang besar dan kemudian membersihkannya
 
 
Tumpahan bahan-bahan kimia maupun biologi dapat menyebabkan bahaya yang serius terhadap kesehatan dan keselamatan terhadap pekerja maupun lingkungan, apalagi tumpahan dalam jumlah besar. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem manajemen bahaya (emergency management) sehingga diketahui penanganan secara efektif terhadap bahaya khususnya tumpahan dan adanya kebocoran pada laboratorium. Pengendalian dokumen ini harus berisi data-data MSDS (Material Safety Data Sheets). Sehingga diperoleh informasi penanganan/ minimalisasi efek tumpahan tumpahan bahan kimia bersangkutan.
Tulisan singkat ini memaparkan air raksa bahaya-bahayanya dan batas-batas standar yang ditetapkan oleh badan-badan kesehatan dan lingkungan dunia atau Amerika. Apakah raksa itu? Air raksa adalah logam yang ada secara alami, satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Logam murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 357 oC air raksa akan menguap. Selain untuk kegiatan penambangan emas, logam merkuri digunakan dalam produksi gas khlor dan soda kaustik, termometer, tambal gigi, dan baterai.
Air raksa, sering disebut merkuri, dapat berada dalam berbagai senyawa. Bila bergabung dengan khlor, belerang atau oksigen merkuri akan membentuk garam yang biasanya berwujud padatan putih. Garam merkuri sering digunakan dalam krim pemutih dan krim antiseptik. Merkuri anorganik (logam dan garam merkuri) terdapat di udara dari deposit mineral, dan dari area industri. Merkuri yang ada di air dan tanah terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan aktivitas volkanik.
Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organo merkuri. Senyawa organomerkuri yang paling umum adalah metil merkuri, yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Karena bakteri itu kemudian terikut (termakan) oleh ikan, maka di ikan cenderung konsentrasi merkurinya akan tinggi. Nah, dari buangan di sungai Kalimantan ini dapat saja dalam waktu beberapa tahun kemudian akan terakumulasi di ikan, kemudian dampaknya akan ada pada generasi berikutnya. Ingat kasus Minamata di Jepang.
Bagaimana orang dapat terkontaminasi merkuri? Ada beberapa cara: memakan ikan atau hewan air lainnya yang telah terkontaminasi metilmerkuri; terkontaminasi karena lepasnya merkuri dari penambal gigi (banyak pihak mengganggap kasus yang sangat jarang), menghirup udara yang mengandung merkuri dari tumpahan, atau limbah industri (orang-orang pekerja tambang yang tersebut dalam berita Kompas itu, penulis rasa rawan terhadap kontaminasi ini).

Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupunmetilmerkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal, maupun janin.
Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata. Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri klorida dan metilmerkuri adalah bahan karsiogenik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar